Tingkat Keyakinan

Tingkat Keyakinan
Tingkat Keyakinan

1. Tobat

Selain harus tobat terhadap dosa yang dilakukan, kita juga harus tobat karena ikut campur mengatur dan memilih, yang sebenarmya itu adalah urusan Tuhan. Pasalnya, mengatur dan memilih itu adalah dosa yang besar yang dilakukan hati dan jiwa.

Cara tobatnya adalah kembali kepada Allah SWT, dari segala perbuatan yang tidak diridhoi-Nya. Keterlibatan dalam pengaturan yang dilakukan Allah adalah bentuk dari syirik atas hubungan rububiyyah-Nya dan kufur atas nikmat akal. Bagaimana bisa tobat seseorang dianggap benar, sementara ia merisaukan dunianya dan mengabaikan pengaturan Tuhan?

2. Zuhud

Zuhud ini akan menemukan kebenarannya, tatkala jika keluar dari sikap mengatur. Zuhud itu ada dua hal, yakni zuhud lahir dan zuhud batin.

3. Sabar

Sabar dan syukur pun hanya bisa dicapai dengan meninggalkan sikap ikut mengatur. Orang yang sabar akan meninggalkan dari segala sesuatu yang tidak disukai Allah, termasuk di dalamnya ikut mengatur dan memilih bersama-Nya.

Sabar terdiri dari beberapa macam, misalnya sabar terhadap sesuatu yang dilarang “.Allah, sabar terhadap yang wajib, dan sabar terhadap pengaturan dan pilihan-Nya.

4. Syukur

Syukur hamba baru dianggap benar jika ia tidak ikut mengatur bersama Allah SWT. Al Junaid ra. mengatakan bahwa syukur adalah “kau tidak bermaksiat kepada Allah lewat nikmat-nikmat-Nya”.

5. Takut dan Harap

Apabila rasa takut telah merasuk ke dalam hati seseorang, ia tidak akan ikut mengatur. Begitu juga harap, hati yang berharap akan diliputi suka cita kepada Allah dan ia akan selalu disibukkan hubungannya dengan Allah.

6. Tawakal

Tawakal adalah menyerahkan kendali kepada Allah dan bersandar dalam segala urusan kepada-Nya. Akibatnya ia tidak akan ikut campur dan bersikap pasrah menerima segala ketentuan-Nya.

7. Cinta

Seorang pecinta akan tenggelam dalam cintanya dan menyerahkan segala pilihan kepada kekasihnya. Pilihan kekasih adalah pilihannya. Seseorang pecinta tidak punya waktu untuk ikut mengatur karena telah disibukkan dengan cintanya. Siapa yang tulus mencintai Allah, ia akan melalaikan segala sesuatu selain Dia.

8. Ridho

Orang yang merasa ridho telah merasa cukup dengan pengaturan Allah untuknya. Bagaimana akan ikut campur mengatur sementara ia telah meridhoi dirinya untuk diatur.

Cahaya ridho akan membuat orang yang meridhoi Allah menerima segala ketentuan-Nya. Ia tidak akan ikut mengatur bersama-Nya. Ia merasa cukup dengan pengaturan-Nya yang baik.

—disarikan dari Pengajian Dhuha di Purworejo tanggal 2 November 2009, oleh ayahanda dr. H. Muhammad Sururi.

Leave a comment